Selamat Datang di Weblog GKJ TLOGOSARI

16 Maret 2009

PELAYANAN BAPTIS & SIDI



Pada Kebaktian Natal tanggal 25 Desember 2008, telah dilayankan Pelayanan Baptis Anak, Baptis Dewasa dan Sidi oleh Pdt. Anung Trirumantyo, S.Si atas diri :
BAPTIS ANAK
1. DHANANG SUTA ADRI SIMEON, putra Bp/Ibu Yoga Ariadi
2. BOAS DANU PRAKOSO, putra Bp/Ibu Yonathan Prakoso Jaya
3. MALEKAHI PUTRA PRATAMA, putra Bp/Ibu Joko Ismoyo
4. YEREMIA VIONY PUTRI WINARNO, putri Bp/Ibu Tri Winarno
5. RAPHAEL SHALLOM, Putra Bp/Ibu Noviearso Eko Putro
6. JESSICA KAREN SEPTIANNE, putri Bp/Ibu Andy Setiawan
7. CHRISTIANO RIEDDO PUTRA PERDANA, putra Bp/Ibu Eddo Satria B
8. EZRA PANJI PRASETYA, putra Bp/Ibu Yohanes R. Yoyo Prasetyo
9. STEVEN OSCA ARKANANTA, Putra Bp/Ibu Verdi

BAPTIS DEWASA
1. Sdri. BADIRATUL NIKMAH, putri Bp/Ibu Wijoyono
2. Bp. TRI WINARNO, putra Bp/Ibu Yusmin

SIDI
1. Sdri. YULIA HERLI KRISTANTI, putri Bp/Ibu Timotius Sukimin
2. Sdri. YUNI JATININGSIH, putri Bp/Ibu Jumino
3. Sdr. NENDRA SOMASIH DWIPA, putra Bp/Ibu Agustinus Sunendro
4. Sdr. WIWIK AFFANDI, putra Bp/Ibu Basukan
5. Sdr. R. AGUS WIDIATMOKO, putra Bp/Ibu Edi triharyanto

Selamat kepada yang telah menerima Sakramen Baptis dan Sidi. Tuhan memberkati

Read More..

20 November 2008

TEMA PESAN NATAL BERSAMA PGI-KWI 2008

"Hiduplah Dalam Pedamaian Dengan Semua Orang"
(bdk Roma 12:18)


Tema ini mau mengingatkan dan mengajak umat Kristen Indonesia sebagai bagian integral dari bangsa untuk menyumbangkan dan mewujudkan nilai-nilai perdamaian dengan bersumber pada ajaran Kristus. Budaya perdamaian, semangat inklusif perlu dikedepankan dalam sebuah dunia yang makin garang dan keras, apalagi dengan perkembangan kehidupan politik akhir-akhir ini. Kekristenan dan Gereja-gereja di Indonesia harus menjadi potensi yang dinamik dan kreatif dalam menebarkan nilai-nilai perdamaian dan menjalin perdamaian dengan semua orang tanpa memperhitungkan latarbelakang primordial mereka, demi terwujudnya dunia yang lebih aman, damai, adil dan sejahtera.

Sumber : pgi.or.id

Read More..

27 Oktober 2008

BERSEPADA BERSAMA YESUS


Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya.

Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah.
Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.

Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah.
Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya.
Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diprediksi … biasanya, hal itu tak berlangsung lama.

Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan.
Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan.
Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya!
Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia berkata, “Ayo, kayuh terus pedalnya!”

Kadang Aku takut, khawatir dan bertanya, “Aku mau dibawa ke mana?”
Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya.
Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan.
Dan ketika aku berkata, “AKU TAKUT !” Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.

Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan …
orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita.
Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan … perjalananku bersama Tuhanku.
Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.

Kemudian, Yesus berkata, “Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya;
Jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita.”
Maka, aku pun melakukannya...
Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka.
Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.

Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya.
Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda.
Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan.
Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh … menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus.

Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan,
Yesus akan tersenyum dan berkata …
“Mengayuhlah terus, Aku bersamamu.”

Sumber : Thoughts for the day, 19 Feb 2003 by Chuck Ebbs

Jesus Bless u

Read More..

16 Oktober 2008

KISAH DIMUSIM DINGIN

Ini sebuah kisah nyata. Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil, berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil lainnya.

Suatu ketika di musim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah karena ia akan membeli keranjang kue yang baru. Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan. Putrinya benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue ke dalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi? Mereka harus dapat uang untuk makan. Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang sudah membeku dan sudah tidak bernyawa. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang-goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu lalu membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca: “Hi..hi..hi.. mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi..hi..hi.. mama selamat ualng tahun.”

Teman-teman, belajar dari kisah nyata ini, sering kali kita terlalu cepat menghakimi atau menghukum orang lain tanpa tahu fakta sebenarnya, hanya karena tidak sesuai dengan persepsi atau rencana kita. Berulang kali kita justru lebih sering menyakiti orang-orang yang kita cintai. Ingatlah jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.

Ambillah waktu untuk berpikir. Sebab disitulah letak kekuatan. Ambillah waktu untuk membaca. Sebab disitulah dasar dari sebuah kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk berdiam diri. Sebab disitulah kita berkesempatan untuk menemukan Tuhan. Ambillah waktu untuk berdoa. Sebab disitulah kekuatan terbesar di dunia.

Read More..

27 September 2008

OUTBOUND REMAJA - PEMUDA 2008




"One for All, All for One
" (Keluaran 33) demikian tema kegiatan OUTBOUND REMAJA - PEMUDA 2008 GKJ TLOGOSARI yang dilaksanakan pada hari Minggu, 21 September 2008 di Obyek Wisata Tirta Arum Baru - Kendal. Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 90 orang, gabungan antara Remaja dan Pemuda GKJ Tlogosari.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kebersamaan, melatih jiwa kepemimpinan serta meningkatkan komitmen dalam pelayanan.
Acara diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Anung Trirumantyo, S.Si kemudian dilanjutkan dengan permainan-permainan , diantaranya lomba bakiak, tarik tambang dalam lumpur, naik perahu, flying fox dan permainan lain yang sangat seru pokoknya.

"Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda"
1 Timotius 4:12a

Read More..